MANFAAT OLAHRAGA BAGI ANAK DAN REMAJA
Aktivitas fisik atau olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik anak dan remaja seperti meningkatkan lean body mass,
kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung, peredaran
darah, dan mengontrol berat badan. Lebih jauh, olah raga memiliki
manfaat nonfisik, antara lain meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan
belajar dan berlatih, meningkatkan kesehatan mental psikologis, dan
membantu anak mengurangi stres.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP),
seorang anak membutuhkan sekitar 60 menit berolahraga fisik setiap
harinya. Total 60 menit ini tidak harus didapatkan dalam satu waktu yang
sama, tetapi dapat dijumlahkan dalam sehari menjadi 60 menit.
Bentuk olahraga yang dianjurkan antara
lain jogging, olahraga aerobik, berlari, naik sepeda cepat, berjalan
menanjak, dan bela diri. Olahraga jenis ini termasuk dalam vigorous-intensity activity, yang menggunakan energy lebih dari 7 kcal per menit dan memiliki manfaat lebih baik dibandingkan dengan moderate-intensity yang menggunakan energi sekitar 3,5-7 kcal per menit. Contoh dari olahraga moderate-intensity antara lain berjalan hingga berjalan cepat, senam, dan naik sepeda santai.
Salah satu masalah yang harus kita perhatikan dalam keseharian dan kesehatan anak kita adalah physical inactivity,
yaitu anak kurang melakukan kegiatan fisik. Contoh keadaan ini antara
lain anak cenderung memilih diantar ke sekolah menggunakan kendaraan
dibandingkan bersepeda atau jalan kaki, anak memilih bermain video games
atau menonton televisi dibanding bermain di luar rumah dan lainnya.
Kadang, orangtua juga turut mendukung kondisi ini karena berbagai alasan
seperti takut membiarkan anak bermain di luar rumah yang dapat
membahayakan diri anak. AAP merekomendasikan bahwa anak usia di bawah 2
tahun sebaiknya tidak dibolehkan menonton televisi, sedangkan anak usia
di atas 2 tahun hanya boleh menonton televisi paling lama 2 jam per
hari.
Olahraga bayi usia di bawah 1 tahun
Stimulasi merupakan sarana bermain dan
belajar bagi bayi. Orangtua dapat mulai mengajarkan aktivitas fisik yang
akan membantu perkembangan, khususnya perkembangan motor kasar. Hal
penting yang perlu diperhatikan adalah bayi harus diletakkan di tempat
yang aman dan orangtua memfasilitasi aktivitas fisik serta tidak
menghalangi bayi untuk bergerak baik untuk gerakan motor kasarnya maupun
perkembangan lainnya. Dengan memberikan kebebasan bayi bergerak di
tempat yang aman, akan memberikan kesempatan bayi untuk mengeksplorasi
lingkungan, belajar, serta membentuk dan memperkuat ototnya.
Olahraga anak usia 1-4 tahun
Pada periode usia ini, seorang anak
diharapkan sudah dapat berjalan, berlari, dan melompat. Pada masa ini,
olahraga diperlukan untuk memperkuat kemampuan dasar motor kasar dan
kemudian melatih fungsi dan kemampuan motorik, serta perkembangan
lainnya seperti kemampuan koordinasi mata-tangan (motor-halus),
keseimbangan, dan ritme gerak fisik. Bentuk paling sering dari aktivitas
fisik pada masa ini adalah bermain secara aktif seperti berjalan,
berlari, memanjat, dan lainnya. Bentuk lain adalah yang disebut interactive guided play atau bermain interaktif dengan arahan seperti berlatih menari, yang juga melatih anak untuk mengikuti instruksi.
Sebuah penelitian di Iowa, Amerika
Serikat, menunjukkan bahwa anak-anak yang secara aktif bermain
memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan tulang yang optimal. Banyak
penelitian lain yang membuktikan bahwa bermain aktif mencegah anak dari
kelebihan berat badan dan obesitas.
Olahraga anak usia 5-10 tahun
Pada usia ini, anak sudah lebih lincah
dan dapat beraktivitas dalam bentuk permainan yang lebih bervariasi.
Pada usia 5-6 tahun, anak mulai dapat bermain yang memerlukan sedikit
instruksi, fokus pada kesenangan, bukan fokus pada kompetisi. Bentuk
kegiatan berupa aktivitas fisik yang berulang-ulang, hindari gerakan
yang terlalu kompleks dan dapat melatih keterampilan berpikir. Kegiatan
yang dilakukan antara lain berlari, berenang, melempar, dan menangkap
bola. Pada usia 7-11 tahun, aktivitas fisik juga lebih kepada kesenangan
bukan kompetisi, bermain dengan peraturan dan instruksi yang fleksibel.
Misalnya bermain sepak bola yang memerlukan aktivitas yang lebih
kompleks dan keterampilan kognitif, serta perlu bekerja sama dalam tim.
Usia remaja 11-21 tahun
Pada usia ini, anak sudah memasuki masa
remaja. Olahraga juga membentuk otot dan meningkatkan kekuatan otot dan
tulang serta mengurangi lemak tubuh sehingga menjaga kesehatan fisik.
Selain itu, olahraga dapat mengurangi depresi, cemas, dan meningkatkan
percaya diri dan keahlian. Remaja memiliki banyak pilihan dan waktu yang
lebih panjang dalam berolahraga. Olahraga yang bersifat kompetitif
merupakan tantangan tersendiri bagi remaja.
Tips
Intake cairan untuk olahraga
Untuk menghindari dehidrasi, sebaiknya
minumlah sebelum merasa haus karena jika haus, berarti telah terjadi
dehidrasi ringan. Sebaiknya minum cairan yang sejuk (bukan dingin),
sebelum, selama dan setelah olahraga. Jumlah sekitar 200-250 cc (1
gelas) setiap 20 menit berolahraga. Sport drinks umumnya
mengandung 6-8 persen gula dan elektrolit. Jenis minuman ini bermanfaat
untuk olahraga yang berlangsung lebih dari satu jam.
Pencegahan cedera saat berolahraga
- Melakukan pemanasan sebelum berolahraga.
- Menggunakan pelindung sesuai kebutuhan seperti helm.
- Batasi waktu untuk olahraga yang spesifik, yang membutuhkan gerakan yang sama secara berulang-ulang.
- Perhatikan kecepatan gerakan dan berhati-hatilah akan terjadi cedera akibat gerakan.
Penulis: Bernie Endyarni Medise (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Dimuat di harian Kompas (10/11/2013 dan 17/11/2013)
Dikutip : http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/manfaat-olahraga-bagi-kesehatan-anak-dan-remaja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar